Minggu, 03 Maret 2013

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL - MODERN


 Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol , metabolit sekunder) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. 

Ilmu ini tergolong baru namun perkembangannya sangat cepat , karena didesak oleh aplikasi hasil yang segera memenuhi kebutuhan manusia yang meningkat ketika penghuni bumi meningkat cepat .
Tentu diharapkan pengembang ilmu ini pasti semua untuk kebaikan bumi dan kesejahteraan komunitasnya (Harmoni manusia alam dan teknologinya) OK
  • Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
  • Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
  • Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.
  • Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
  • Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
  • Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
  • Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
  • Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembang biakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
  • Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
  • Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
  • Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
  • Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
  • Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/tradisionaldan modern.

BIOLOGI KONVENSIONAL/ TRADISIONAL
  • bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
  • Mikroorganisme sebagai tenaga kerja gratis hanya perlu diberi stater agar ia bekerja optimal , tanpa gaji harian maupun bukanan
  • Mikroorganisme itu dapat mengubah bahan pangan atau lainnya menjadi bahan yyang lebih baik dari yang sebelumnya yang bisa dimanfaatkan .
  • Produk Bioteknologi yang dibantu mikroorganisme, misalnya pada proses fermentasi, Kedelai singkong yang begitu saja bisa disulap atau dirubah bentuk dan performance menjadi tempe, kecap, tape dan sebagainya termasuk susu segar yang mudah basi dirubah menjadi keju dan yoghurt. Proses Bioteknologi diatas tersebut , sekarang sudah dianggap sebagai bioteknologi masa lalu atau kemudian ada orang yang menyebutkan Program bioteknologi Konvensional 
  • Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
Meskipun Bioteknologi konvensional itu produk kuno, Ia yang mendasari munculnya Ilmu variasi Bioteknologi modern maka tentu kita harus tahu 

Karena yang ini aja kami belum tahu detailnya apalagi yang canggih lagi hehehe Cool

Berikut akan dibahas secara santai ye 
Pengolahan produk susu
  • Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
Yoghurt

  • Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang.
  • Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
  • Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
  • Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
  • Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa. Jadi deh Yoghurt

Keju
  • Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.
  • Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
  • Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 derajad C atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 derajad C.
  • Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
  • Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
  • kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih.
  • Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
  • Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi. OK

Mentega
  • Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonosto ceremoris.
  • Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
  • Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
  • Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

Produk makanan nonsusu
Kecap
  • Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu.
  • Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
  • Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
Pembuatan Kecap

  • Pembuatan kecap dengan cara fermentasi di Indonesia, secara singkat adalah sebagai berikut:
  1. kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama 12 jam, kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak.
  2. Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah.
  3. Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu, atau lembaran plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang digunakan sebagai penutup ini biasanya mengandung spora, sehingga berfungsi sebagai inokulum.
  4. Spora kapang Aspergillus wentii akan bergerminasi dan tumbuh pada substrat kedelai dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar.
  5. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang dinamakan koji.
  6. Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.
  7. Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong plastik yang berisi larutan garam 20-30 persen.
  8. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji) dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi.
  9. Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar.
  10. Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring.
  • Untuk membuat kecap manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah dan bumbu-bumbu lainnya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam.
  • Untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah ditambahkan ke dalam filtrat, diaduk, dan dimasak selama 1 jam.
  • Kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk memisahkan kecap dari berbagai kotoran, kemudian didinginkan.
  • Langkah akhir pembuatan kecap adalah memasukkannya ke dalam botol gelas, botol plastik, atau botol pet. Beres Deh OK
  • Secara tradisional, kecap dibuat dengan proses fermentasi, yaitu menggunakan jasa mikroorganisme kapang, khamir, dan bakteri untuk mengubah senyawa makromolekul kompleks yang ada dalam kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti peptida, asam amino, asam lemak dan monosakarida.
  • Adanya proses fermentasi tersebut menjadikan zat-zat gizi dalam kecap menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Tempe
  • Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya.
  • Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri.
  • Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
  • Tempe mempunyai nilai gizi yang baik.
  • Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti
  1. dapat mencegah dan mengendalikan diare
  2. mempercepat proses penyembuhan duodenitis
  3. memperlancar pencernaan
  4. dapat menurunkan kadar kolesterol,
  5. dapat mengurangi toksisitas
  6. meningkatkan vitalitas
  7. mencegah anemia
  8. menghambat ketuaan
  9. serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
  • Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.
  • Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.
  • Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus
  1. Rhyzopus oligosporus
  2. Rhyzopus stolonifer
  3. Rhyzopus arrhizus
  4. Rhyzopus oryzae.
  • Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe.
  • Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
  • Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
Tape
  • Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi dari spora Aspergillus oryzae
  • Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.
  • Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.


http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/bioteknologi-konvensional-modern.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar